Laporan : Daniel Apollo
Manokwari,poskota.net- Ribuan pemuda Papua, baik yang berasal dari suku asli Papua atau bukan asli orang Papua namun lahir dan sekolah di Papua maupun para pemuda yang sudah beberapa tahun tinggal di Papua, mendatangi Markas Komando Distrik Militer (Makodim) di jajaran Kodam XVIII/Kasuari.
Sejak dibuka pendaftaran Seleksi Calon Tamtama (Cata) Prajurit Karier (PK) Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) Gelombang II Tahun Anggaran (TA) 2019 di awal hingga pertengahan bulan November 2019, animo Pemuda Papua Barat ternyata sangat besar untuk mendaftarkan diri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ini bukti bahwa masyarakat Papua Barat, utamanya para pemuda masih menaruh minat yang tinggi untuk menjadi Prajurit TNI AD.
Dengan penuh semangat, bangga, dan rasa percaya diri, mereka mendaftarkan dan siap berkompetisi dalam perekrutan Cata PK TNI AD yang diselenggarakan pada gelombang kedua di tahun 2019 untuk wilayah Papua Barat.
Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) XVIII/Kasuari Kolonel Inf Andi Gus Wulandri, S.I.P. kepada Pers, Selasa (3/12/2019) di Manokwari mengungkapkan, rekrutmen atau penerimaan Cata PK TNI AD yang akan menyandang pangkat Prajurit Dua (Prada) pada Gelombang II di Tahun 2019 ini, didapatkan dari dua sumber penerimaan, yaitu dari Sumber Pedalaman dan Sumber Reguler.
“Sumber pertama dari Pedalaman adalah Putra Asli Daerah Papua (PADP), dengan ketentuan bahwa kedua orang tua atau salah satunya merupakan suku asli Papua. Selain itu, orang tua calon tidak berprofesi sebagai anggota TNI, Polri, atau Aparatur Sipil Negara (ASN),” ujar Andi Gus.
Wilayah Manokwari yang masuk dalam kategori pedalaman adalah Wasior, Pegunungan Arfak (Pegaf), Teluk Bintuni, Babo, Saukorem, Kebar, dan Merdey. Untuk wilayah pedalaman Sorong, meliputi Tambraw, Raja Ampat, dan Inanwatan.
Sedangkan wilayah pedalaman Fakfak, meliputi Teluk Patipi, Karas, Kokas, dan Bomberay. Sedangkan wilayah pedalaman Kaimana, meliputi Teluk Arguni, Teluk Etna, Yamor, dan Buruway.
Sumber kedua, lanjutnya, penerimaan Cata PK TNI AD dari Reguler. Ketentuan dalam kategori sumber ini adalah memenuhi minimal salah satu dari tiga kategori berikut, yaitu Putra Asli Daerah Papua (PADP), Non Putra Asli Daerah Papua (NPADP), dan Pendatang (PDT).
“Pengertian PADP sudah saya jelaskan tadi. Untuk Non Putra Asli Daerah Papua (NPADP), ketentuannya adalah kedua orang tua calon berdomisili di Papua, calon lahir dan pernah sekolah di Papua. Hal itu harus dibuktikan dengan memiliki ijazah sekolah di Papua,” kata Andi Gus.
“Sedangkan yang termasuk dalam kategori Pendatang (PDT) adalah bukan PADP dan NPADP, namun si calon minimal telah 3 tahun berdomisili di Papua Barat,” tambahnya.
Setelah dilakukan seleksi di daerah, yang meliputi Pemeriksaan Admimistrasi (Rikmin), Pemeriksaan Kesehatan (Rikkes), dan tes Jasmani, selanjutnya bagi mereka yang berhasil lolos seleksi diberangkatkan ke Kota Manokwari untuk mengikuti seleksi tingkat pusat di Markas Kodam XVIII/Kasuari.
Di sana mereka kembali menjalani Rikmin, Rikkes, tes Jasmani, dan ditambah dengan Penelitian Personel (Litpers), Pemeriksaan Psikologi (Rikpsi), serta terakhir Parade atau yang biasa disebut Pemantauan Akhir (Pantukhir). Saat dilakukan seleksi, diikutkan juga para calon prajurit yang gagal dalam proses seleksi Calon Bintara (Caba) dan Cata Pedalaman pada periode sebelumnya.
Mereka diberikan kesempatan lagi untuk mengikuti seleksi pada Gelombang II ini. Dengan demikian, terkumpul 722 orang calon, yakni 393 PADP, 307 NPADP, dan 22 PDT yang mengikuti tahapan seleksi.
“Hasilnya, 393 pemuda berhasil lolos seleksi dan masuk pendidikan keprajuritan di Lembaga Pendidikan (Lemdik) TNI AD untuk digembleng menjadi Prajurit TNI AD dalam Pendidikan Pertama Tamtama (Dikmata) Prajurit Karier (PK) TNI AD Gel. II TA 2019
“Jangan sia-siakan kesempatan yang berharga ini. Menjadi seorang prajurit TNI AD merupakan suatu kehormatan dan kebanggaan tersendiri, karena tidak semua orang dapat menjadi prajurit TNI AD, yang sebelumnya harus melewati berbagai seleksi yang ketat,” kata Pangdam XVIII/Kasuari Mayjen TNI Joppye Onesimus Wayangkau.
Pernyataan tersebut diungkapkan dalam amanat tertulisnya, yang dibacakan Komandan Resimen Induk Kodam (Danrindam) XVIII/Kasuari Kolonel Inf Ignatius Tri Joko Budi, S., pada Upacara Pembukaan Dikmata TNI AD Gel. II TA. 2019 Kodam XVIII/Kasuari, Senin (2/12/2019) di Rindam XVIII/Kasuari, Distrik Momi Waren, Kabupaten Manokwari Selatan (Mansel), Provinsi Papua Barat.
Pangdam menyampaikan ucapan selamat kepada 393 orang Prajurit Siswa yang telah lulus seleksi. Mereka akan dididik di dua Lemdik, yaitu 220 orang di Rindam XVIII/Kasuari dan 173 orang lainnya dititipkan untuk dididik di Rindam XIV/Hasanuddin, Gowa, Sulawesi Selatan.
“Yang sangat membanggakan kita bahwa 80 % diantaranya merupakan Putra Asli Daerah Papua,” ujar Mayjen Joppye.
Proses belajar dan berlatih dalam pendidikan keprajuritan yang mereka tempuh akan berlangsung selama 20 minggu, dengan tujuan untuk membentuk Prajurit Siswa menjadi Tamtama TNI AD yang memiliki sikap dan perilaku sebagai Prajurit yang berjiwa Sapta Marga dan Sumpah Prajurit, memiliki pengetahuan dan keterampilan dasar keprajuritan maupun dasar golongan Tamtama, serta memiliki jasmani yang samapta.
“Sedangkan sasarannya adalah terwujudnya sikap dan perilaku Prajurit Siswa yang bermental tangguh, meningkatnya iman dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, tumbuhnya nasionalisme dan militansi, serta terbangunnya kepribadiannya sebagai Prajurit TNI AD yang profesional,” papar Mayjen Joppye.
Kepada para Prajurit Siswa yang akan menjalani pendidikan keprajuritan di Rindam, juga dipesankan sekaligus ‘diancam’ agar mereka belajar dan berlatih dengan sungguh-sungguh, sabar, bangga dan menjaga kehormatannya, serta harus disiplin.
“Selama proses pendidikan nantinya akan terlihat motivasi dan karakter kalian yang sesungguhnya, apakah kalian pantas atau tidak menjadi seorang prajurit TNI AD. Apabila ternyata tidak pantas, maka Lembaga Pendidikan ini tidak segan-segan akan mengembalikan kalian kepada keluarga masing-masing,” tegas Pangdam XVIII/Kasuari Mayjen TNI Joppye Onesimus Wayangkau.
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Mansel Demianus Demhi, yang hadir mewakili Bupati Mansel saat ditemui usai upacara, menyampaikan rasa syukur sekaligus terima kasihnya atas pemberian perhatian dan kesempatan kepada para Pemuda Asli Papua untuk menjadi calon Prajurit TNI AD.
“Dari pemerintah daerah, kami bersyukur dan terima kasih kepada Pangdam, dimana memberikan perhatian besar kepada anak-anak asli Papua,” ucapnya.
“Mudah-mudahan kami dan pemerintah harap, anak-anak Papua ini harus diperhatikan supaya ke depan anak-anak Papua ini bisa bekerja di negeri sendiri,” pungkasnya.
Kepada para pemuda Papua yang akan menjalani pendidilan untuk menjadi prajurit TNI AD, ia berpesan agar mereka selalu menjaga kesehatan dan kedisiplinan.
“Kepada anak-anak Papua saya berharap, saat dilatih nanti kondisi anak-anak Papua harus dijaga terutama kesehatan. Saya imbau juga kepada anak-anak Papua lainnya, tolong jaga kondisi kesehatan supaya pada saat tes Tentara dapat diterima,’’ harap Demianus.
Pada kesempatan yang sama, salah satu Prajurit Siswa, Yames Rumenibey (19) yang merupakan satu dari tiga bersaudara putra seorang nelayan dari Serui, menceritakan perjalanannya hingga ia bisa berada di tengah-tengah Pasukan Prajurit Siswa, sebagai Calon Tamtama TNI AD.
“Saya tahu pembukaan pendaftaran Tamtama dari pas buka-buka internet. Begini dapat informasi untuk ada pembukaan Tamtama gelombang II di Kodam XVIII/Kasuari, dengan senang hati saya berangkat dari kampung saya Serui,” akui Yames.
Setiba di Manokwari, ia langsung mengurus berkas-berkas yang dibutuhkan, lalu mengikuti proses seleksi dari tingkat daerah hingga pusat. Akhirnya ia lolos dan bersama kawan-kawannya berangkat menuju ke tempat pendidikan yang akan menggodoknya untuk menjadi Prajurit TNI AD berpangkat Prajurit Dua (Prada).
“Harapan saya untuk menjadi prajurit TNI hanya untuk mengangkat derajat keluarga dan membahagiakan keluarga,” tandas Yames.