Laporan : Erwin Silitonga
JAKARTA,poskota.net- Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (Zulhas) membantah tudingan adanya intimidasi kepada pengurus wilayah untuk menekan DPD agar memilihnya kembali sebagai ketum.
Dalam hal ini Zulhas mengatakan dukungan untuk dirinya datang dari pengurus wilayah sendiri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Yang mendukung itu bukan saya, itu wilayah dong,” ungkap Zulhas di acara Rakernas PAN di Hotel Millenuim, Jl. Fachrudin, Jakarta Pusat, Sabtu (7/12/2019).
Zulhas menjelaskan dalam pemilihan ketua umum partai, ada tiga elemen yang berhak memberikan suara, yakni DPP, DPW dan DPD. Dirinya pun menyerahkan keputusan dukungan ke pemilik suara tersebut.
“Terserah daerah. Yang punya suara DPP itu kan cuma tiga suara. Kabupaten/Kota itu kan 500 lebih, provinsi itu 34 kali 2 itu 68 suara. Jadi mereka mendukung A, mendukung B, terserah nggak apa-apa, di PAN itu memang demokratis terbuka,” ucap Zulhas.
Zulhas menyangkal info adanya DPW yang datang ke rumahnya untuk berkonsolidasi mengatur dukungan terstruktur. Meski begitu, Zulkifli mengaku dirinya memang sudah mendapat dukungan untuk maju sebagai caketum dari beberapa DPD.
“Semalem ada 400 dateng menyatakan dukungan. itu hak mereka, boleh,” ucap Zulhas yang merupakan Wakil Ketua MPR RI.
Seperti diketahui, pendiri PAN Putra Jaya Husin menuding ada intimidasi agar memilih Zulkifli sebagai ketum. Salah satu yang merasa mendapat intimidasi itu adalah Djainuddin Damopolii yang merupakan mantan Ketua DPD Kotamobagu, Sulut.
Djainuddin mengaku diberhentikan dari posisinya secara sepihak pada September lalu karena tidak sejalan dengan arahan Zulkifli. Ia menuding Zulkifli pernah mengundang seluruh DPW memberikan arahan tersruktur dari DPP ke pengurus wilayah untuk mendukung kembali menjadi ketum.
Bahkan Djainuddin mengatakan ketua pengurus di wilayahnya, yaitu Sulawesi Utara, mengklaim kalau seluruh DPD mendukung Zulhas. Djainuddin yang kala itu menjadi Ketua DPD Kotamobagu di wilayah tersebut tidak sepakat.
“Tapi beberapa DPD ada yang membuat ada yang tidak sehingga ini terlibat ada konspirasi yang membentuk secara terstruktur untuk meminta DPD yang punya hak suara ini untuk mendukung kembali ZH,” tutur Djainuddin, Jumat (6/12).
“Bersamaan saya itu 3 DPD (yang dicopot) dari total 15 DPD itu terjadi bulan September. Itu sepihak di-Plt kemudian tidak dibuka lagi ruang klarifikasi,” tandasnya.