Laporan : Albert Hutagaol
LABUHANBATU,poskota.net-Ingin tahu apa itu penyebab gagal ginjal bagi tubuh manusia, nah kali ini Dokter muda cantik Grace Pangaribuan membagi ilmu mengenai gagal ginjal.
Dokter muda senyum ini mengatakan Penyebab gagal ginjal ada beberapa faktor, mau tau faktor apa saja???
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
1. Gagal ginjal akibat kerusakan pada ginjal
Kerusakan pada ginjal dapat mengganggu fungsi ginjal. Beberapa diantara penyebabnya antara lain:
Diabetes (baik itu tipe I maupun II), yang dapat menyebabkan penumpukan gula (glukosa) dalam darah yang dapat merusak glomeruli (pembuluh ginjal)
Penyakit autoimun seperti eritematosis lupus sistemik, dimana sistem kekebalan tubuh menyerang dan merusak ginjal
Malaria dan penyakit kuning
Tekanan darah tinggi, yang juga dapat merusak glomeruli
Peradangan pembuluh ginjal (glomerulopephritis)
Infeksi yang tidak diobati
Penyalahgunaan narkoba dan alkohol
Obat-obatan kemoterapi
Jumlah racun, seperti logam, yang terlalu banyak
Kondisi turunan seperti penyakit ginjal polikistik (kista ganda).
2. Gagal ginjal yang disebabkan oleh hilangnya aliran darah ke ginjal
Hilangnya asupan darah ke ginjal secara tiba-tiba dapat menyebabkan ginjal berhenti berfungsi dan merupakan penyebab umum untuk penyakit ginjal akut. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh penyakit tertentu seperti stenosis arteri (penyempitan atau penyumbatan pembuluh arteri ginjal), pengerasan (sirosis) hati, serangan jantung, penyakit jantung koroner, kehilangan cairan tubuh (dehidrasi), timbunan kolesterol, luka bakar, infeksi dan reaksi terhadap alergi.
3. Kesulitan untuk buang air kecil yang menyebabkan gagal ginjal
Kesulitan untuk buang air kecil biasanya disebabkan oleh sumbatan yang meningkatkan tekanan pada ginjal dan mengganggu fungsinya. Beberapa jenis kanker seperti kanker usus besar, prostat, usus dan leher rahim (serviks), serta batu ginjal, darah beku dan prostat berukuran besar dapat menyumbat aliran air kemih
Jenis dan Gejala Gagal Ginjal
Gejala yang muncul biasanya tergantung dari jenis gagal ginjal yang dialami pasien. Secara umum, terdapat dua jenis gagal ginjal:
Gagal ginjal akut
Gagal ginjal akut adalah kondisi yang terjadi saat ginjal tiba-tiba berhenti berfungsi. Gejala yang muncul dari kondisi ini antara lain:
Sulit buang air kecil
Pembengkakan pada organ tubuh bagian bawah (kaki)
Hilangnya selera makan
Mual-mual dan muntah-muntah
Perasaan cemas, bingung, dan mengantuk
Nyeri pada tubuh bagian samping atau punggung di bawah tulang iga
Gagal ginjal kronis
Kondisi kronis merujuk pada kondisi dimana penyakit berlangsung dan memburuk dalam jangka waktu yang cukup lama.
Hal ini biasanya merupakan akibat dari beberapa faktor yang menyebabkan hilangnya fungsi ginjal secara tetap dan menyusutnya ukuran ginjal. Beberapa gejala umum dari kondisi ini adalah sebagai berikut:
Kekurangan sel darah merah (Anemia)
Air kemih (Urin) yang berwarna gelap atau darah pada air kemih, Berkurangnya frekuensi buang air kecil
Pembengkakan bagian tubuh
Gangguan sulit tidur (Insomnia)
Gatal-gatal pada kulit, Hilangnya selera makan, Kram otot
Nyeri pada tubuh bagian samping, Kadar protein yang tidak normal pada air kemih, Sakit kepala yang tidak dapat dijelaskan, Perubahan berat badan secara tiba-tiba,
Tekanan darah tinggi, Gagal fungsi ereksi pada pria, Gagal ginjal kronis, dikelompokkan ke dalam lima tahap, tergantung dari tingkat keparahan gangguan ginjal yang dialami pasien.
Siapa yang Dapat Ditemui dan Jenis Perawatan yang Tersedia
Gangguan yang melibatkan kesulitan buang air kecil perlu mendapatkan penanganan dokter. Jika Anda mengalami gabungan dari gejala yang disebutkan di atas, maka Anda sebaiknya segera menemui dokter. Pada kasus serius, dokter Anda akan merujuk Anda untuk menemui seorang urolog, dokter yang khusus menangani masalah pada ginjal.
Anda akan dirujuk untuk menjalani beberapa tes untuk mendiagnosa penyakit ginjal yang Anda derita, termasuk:
1. Urinalisis – untuk memeriksa apakah terdapat keanehan pada jumlah sel darah merah dan putih, bakteri, protein atau sel pada urin.
2. Contoh darah – untuk memeriksa apakan racun dapat disaring keluar dari ginjal. Tes ini memeriksa tingkat urea dan kreatin dalam air kemih. Jumlah urea dan kreatin yang banyak pada air kemih menandakan gangguan ginjal tingkat akhir.
3. Pemindaian ginjal seperti pengambilan gambar menggunakan resonansi magnetik, gelombang suara ultrasonik, dan pemindaian CT untuk mendeteksi penyumbatan pada aliran kemih dan untuk memeriksa ukuran dan bentuk ginjal.
4. Pengambilan contoh jaringan ginjal – dimana contoh ginjal diambil dan diperiksa untuk menemukan kerusakan sel
5. GFR (Glomerular Filtration Rate) untuk memeriksa tingkat sisa-sisa pencernaan pada darah atau air kemih (dalam milimeter), untuk mengetahui tahap penyakit ginjal yang dialami pasien
Perawatan untuk Gagal Ginjal
Gagal ginjal tahap akhir hanya dapat dirawat dengan dua cara: pencucian darah (dialisis) atau cangkok ginjal. Pencucian darah merupakan proses pembuangan sisa-sisa pencernaan dari darah yang melibatkan sebuah mesin, karena ginjal sudah tidak dapat berfungsi lagi.
Darah dipompa keluar dan disaring menggunakan dialiser (struktur ginjal tiruan) untuk membuang senyawa yang tidak diinginkan sebelum dimasukkan kembali ke dalam tubuh. Tindakan ini beresiko tinggi menyebabkan infeksi.
Jika memungkinkan, para penderita gagal ginjal dapat tetap hidup melalui tindakan cangkok ginjal, dimana ginjal pasien digantikan dengan ginjal yang baru dan cocok dari pendonor. Tindakan ini biasanya memakan waktu yang cukup lama karena tidak mudah menemukan donor ginjal, namun jika dapat dilakukan dengan baik.
Maka pasien akan dapat melanjutkan hidupnya secara normal seperti sediakala dengan ginjal baru. Obat-obatan penekan kekebalan tubuh (imunosupresif) biasanya akan diberikan setelah pasien menjalani tindakan pencangkokan.
Selain kedua metode tersebut, para penderita penyakit ginjal biasanya harus mengkonsumsi banyak obat-obatan untuk mencegah komplikasi. Obat-obatan untuk mengendalikan kadar mineral dalam darah seperti potasium, fosfat dan kalsium, diuretik (atau cairan infus jika pasien mengalami dehidrasi), suplemen zat besi untuk mengatasi anemia, antihistamin untuk meredakan gatal-gatal, dan suplemen vitamin D.
Pola makan sehat juga dapat membantu membuat pengobatan menjadi efektif. Para pasien akan disarankan untuk mengendalikan jumlah protein dalam makanan mereka untuk mencegah agar kondisi tersebut tidak berkembang dengan cepat, bersama dengan konsumsi garam, potasium, dan fosfor.