Frediyanto menekankan pentingnya memajukan bisnis di Kota Tangerang dengan memanfaatkan potensi lokal dan budaya kekeluargaan. Ia juga menegaskan bahwa nilai-nilai akhlakul karimah harus tetap dijaga dan diintegrasikan dalam pembangunan ekonomi, khususnya melalui dukungan terhadap UMKM dan IKM.
“Apakah perlu akhlakul karimah? ini sangat perlu karena cikal bakal karena dulu jangan sampai akhlakul karimah ini dihilangkan. Dan bagaiamanpun menyesuaikan dengan kultur yang ada di masyarakat kita bahwa kita kebanyakan penduduk tangerang ini agamis. saya gak setuju kalau akhlakul karimah dihlangkan,”tegasnya.
Bicara soal bisnis, Ia berpendapat untuk bsinsi memang perlu, karena banyak warga sedang belajar bsinsi melalui UMKM, tapi belum ada penanangan dari pemerintah secara utuh. belum ada bantuan untuk maslaah distribusi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sementara panelis Wawan Kuswanto dari Litbang LPM Kota Tangerang menyoroti bahwa visi pembangunan harus dilandasi dengan indikator keberhasilan yang jelas. Ia mengungkapkan bahwa meskipun Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Tangerang menunjukkan tren yang positif, tingkat kemiskinan justru meningkat. Wawan menekankan perlunya perbaikan strategi dalam mengatasi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan.
Helmi Halim menyoroti pentingnya penguatan ekonomi untuk meningkatkan IPM dan mengatasi kemiskinan. Ia berpendapat bahwa langkah strategis perlu diambil untuk mendukung UMKM, termasuk pemberian modal dan digitalisasi. Menurutnya, ekonomi yang kuat akan menciptakan masyarakat yang sejahtera dan mengurangi angka kemiskinan.
“dalam rangka meningkatkan IPM, perlu ada peningkatan ekonomi di segala bidang termasuk UMKM. Saya perhatikan IPM itu berkutat kepada masing-masing saja, modal UMKM juga saya lihat berlum diturunkan oleh pemerintah masih sebatas izin usahanya,”tegasnya.
Iskandar pun menyatakan bahwa kemajuan Kota Tangerang tidak hanya bergantung pada satu pihak, tetapi membutuhkan kerjasama dari semua stakeholder. Ia menekankan pentingnya mendukung bisnis syariah dan UMKM, serta memastikan produk-produk lokal dapat dipasarkan dengan baik.
“Kaitan dengan angka pengangguran, di negara mana yang tidak ada pengangguran, di kota di provinsi mana yang tidak ada pengangguran, pasti ada. tapi ini tidak hanya diselesaikan oleh wali kota saja, tapi kita bersama.”
Amarullah juga menyatakan komitmennya untuk menurunkan angka pengangguran di Kota Tangerang. Ia mengusulkan agar berbagai pihak bekerja sama dalam mengatasi masalah pengangguran dan meningkatkan moralitas masyarakat melalui nilai-nilai akhlakul karimah.
Faldo Maldini menekankan pentingnya pembangunan ekonomi yang cepat dan kolaboratif dengan pihak swasta. Ia mengungkapkan bahwa Kota Tangerang memiliki potensi besar yang harus digarap untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan meningkatkan IPM.
“Bicara kota tangerang, kota ini memiliki potensinya, kota tangerang yang bersebelahan dengan Jakarta, tapi ketinggalan dengan Surabaya. Kita harus selevel dengan Surabaya, dengan potensi yang ada pengangguran isue iya, tapi ada lebih bahaya yakni tingkat pendapatan masyarakat kita,”imbuhnya.
“pemkot tangerang kedepan harus gerak cepat kolaboratif. gerak cepat kita harus karena mharus mampu menggenjot perekonomian 5,7 persen itu. meski itu gak cukup.”
Perhatian pada Kaum Disabilitas
Dalam sesi tanya jawab, Muhammad Subur menanyakan perhatian terhadap kaum disabilitas dalam sektor olahraga, pendidikan, dan peluang pekerjaan.
Amarullah menyatakan bahwa kaum disabilitas akan menjadi prioritas dalam pembangunan, dengan menyediakan sarana dan prasarana yang memadai serta mendirikan Taman Aspirasi Masyarakat untuk mendengarkan langsung aspirasi kaum difabel.Acara ini berhasil menjadi ajang diskusi yang konstruktif, menggali berbagai isu dan tantangan yang dihadapi Kota Tangerang dalam lima tahun ke depan.