Kabupaten Tangerang,poskota.net — Staf Humas Perumdam Tirta Kerta Raharja, (TKR) Rahmat Paska menantang aktivis dan warga (pelanggan.red) untuk menggelar aksi demo.
Hal ini disampaikan Rahmat saat dikonfirmasi wartawan atas keluhan tagihan yang membengkak dari sejumlah pelanggan Perumda TKR Kabupaten Tangerang, Kamis (20/2/2025).
Rahmat berujar jika ada pelanggan atau kelompok masyarakat yang keberatan dengan permasalahan tersebut dipersilakan agar menggelar aksi ke Perumdam TKR tempatnya bekerja. Pasalnya menurut dia, permasalahan keluhan pelanggan itu bukan merupakan ranah Humas.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Ya, kan lucu dan aneh kan, kalau tiba tiba melakukan aksinya dugaan pelanggaran undang undang perlindungan konsumen. Nanti kalau di counter malah kena balik. Ya, silahkan kalau mau aksi,” ujarnya Rahmat, saat dikonfirmasi melalui telepon whatsApp.
Dikatakan Rahmat, jika terkait masalah adanya dugaan pelanggaran perlindungan konsumen, maka dirinya berpendapat agar melakukan pelaporan kebagian pengaduan (customer service).Meskipun pelanggan tersebut adalah wartawan dan yang juga menjalankan tugas jurnalistiknya.
“Bukan kita membela, tapi saya menyampaikan prosedurnya, mau konsumen tagihan air membengkak.Ya, sangat dianjurkan menyampaikan informasi, nah itu boleh, kan ada kantor pelayanan misalnya di Teluk Naga. Pelaporan itu bukan ke Humas tapi ke Pelayanan Pelanggan,” ujarnya
“Kalau pelaporan itu bukan ke Humas tapi ke pelayanan pelanggan,” katanya lagi serasa berdebat dengan wartawan.
Rahmat juga berdalih kalau pihak Humas tidak mempunya aplikasi untuk mengkroscek keluhan membengkaknya tagihan pelanggan tersebut.
“Buat apa di cek, karena humas tidak punya sistem, ini benar atau tidak, itu kan ada bagian masing masing.Ya, kalau misalnya ada seruan aksi seperti ini, Ya, sudah lakukan saja,” ketusnya.
Salah seorang pelanggan Perumda TKR yang juga berprofesi sebagai wartawan, Erwin S menyesalkan sikap dan prilaku oknum Humas yang tidak kooperatif bahkan terkesan arogan tersebut.
Dirinya yang bertempat tinggal di
Perumahan Pondok Makmur,Jalan Dukuh 2, Blok B27 no 31 Kutabumi, Pasar Kemis Kabupaten Tangerang mengeluhkan membengkaknya tagihan air bersih milik Pemkab Tangerang tersebut.
Untuk mengetahui besarnya tagihan air tersebut, dirinya sebagai wartawan mencoba mengkonfirmasi kebagian Humas Perumdam TKR, namun tidak langsung mendapat jawaban.
“Saya sudah klarifikasi kebagian Humas dengan Pak Rijal, kemarin (Rabu).red) Pukul.10.32 WIB tapi tidak langsung mendapat jawaban. Hari ini (Kamis.red) saya komfirmasi kembali Pukul.11.30 WIB. Tapi jawabannya tidak ada ada solusinya. Hanya janji mau dicek saja,”
Karena tidak puas atas jawaban tersebut, Erwin meminta kepada rekannya
wartawan untuk mengklarifikasi ke pak Rijal. Saat dikonfrimasi Rijal beralasan sedang rapat diluar dan mengirimkan nomor tim humas bernama Rahmat Paska
“Waalaikumsalam..punten saya sedang ada Exit Meeting, bisa ke Tim Humas kami… p Rahmat,” tulis Rizal saat di hubungi melalui Whatsapp.
Setelah konfirmasi ke Rijal, kata Erwin, rekannya yang mendapat nomor Rahmat langsung mengonfirmasi kembali. Bukannya memberi jawaban yang diminta, Rahmat justru malah berdebat dan tidak kooperatif dengan wartawan tersebut.
Erwin mengaku, tidak mengetahui penyebab membengkaknya tagihan air di rumahnya.Pasalnya selama ini pengunaan air di rumahnya hanya untuk aktivitas mencuci, mandi dan memasak saja.
“Biasanya tagihan bulan lalu itu masih normal tidak lebih dari Rp300 Ribu.Tapi tagihan bulan ini membengkak sampai Rp.870 Ribu,” katanya.
Hal serupa dialami, warga Perumahan Griya Artha Sepatan, Blok C 06 09, Kabupaten Tangerang, Kurniati.
Dirinya mengeluhkan besarnya tagihan air Perumda TKR , yang biasanya hanya Rp.265 Ribu membengkak menjadi Rp
2,5 Juta.
“Rumah tinggal biasa, di isi 4 orang. Bapak dan 2 anak sekolah. Biasa aja gak pernah sampai 200 Ribu per bulan,” keluhnya.
Kurniati menjelaskan tiap harinya pengunaan air dari perusahaan berplat merah itu untuk aktivitas pada umumnya.
” Karena mau bayar, cek tagihan melonjak, baru di cek meter, biasanya tidak pernah buka tutup kran meter ” Ya, buat mandi,
masak, cuci piring, cuci pakaian, sewajarnya di rumah aja. Bukan pedagang yang pakai masak masak besar atau kegiatan hajatan. Klo g salah saua jadi pelanggan daro 2021 deh. soalnya itu rumah dr 2019 belum ada PDAM,” paparnya.
Sementara Tri Syahrizal, Sekretaris Forum Aliansi Aktivis Tangerang (ForTang) mengancam akan melakukan aksi demo turun ke jalan . Dia menilai pelayanan air bersih di Perumdam TKR itu bobrok. Bahkan disinyalir adanya unsur kesengajaan dan kelalaian atas membengkaknya tagihan beberapa pelanggan.
“Kalau ada keluhan pelanggan, ya Humas justru harusnya merespon. Bukan banyak alasan dan malah menantang kami untuk demo. Kami ( ForTang.red) mengindikasikan ini adanya oknum petugas pencatat meteran yang nakal. Bisa jadi mereka sistem tembak. Kalau ada kebocoran, ya Humas harusnya bisa berkomunikasi ke bagian pengaduan pelanggan bukan berdebat dengan wartawan. Kami menduga adanya dugaan pelanggaran undang undang no 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen,” pungkas Tri Syahrizal.
(lla)