Laporan: Jun
Kota Tangerang//Poskota.net,- Poskota.Net. Proyek Rehabilitasi Saluran Induk Dan Sekunder Cisadane Barat dari kementerian pekerjaan umum ( PU ) Direktorat Jendral Sumber Daya Air yang pelaksanaannya di lakukan di Bayur kelurahan Periuk Jaya kecamatan Periuk menjadi sorotan awak Media.
Pasal nya, Proyek Rehabilitasi Saluran Induk ini memiliki anggaran sebesar Rp. 52.491.337.000,- ( Lima puluh dua milyar empat ratus sembilan puluh satu juta tiga ratus tiga puluh tujuh ribu rupiah ) dan sumber dana nya dari Loan IPDMIP ( AIIF – ADB ) yang pekerjaannya di percayakan kepada PT . Tirta Restu Ayunda di duga telah melanggar hak-hak asasi manusia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Berdasarkan informasi ( wawancara,- Red ) yang di lakukan oleh para awak media di lapangan, kalau para kuli bobok tidak di gaji.
Ketika di konfirmasi kepada salah seorang kuli, beliau mengatakan gaji tukang bobok tidak ada pak, gaji kami dari hasil penjualan limbah besi, ( potongan besi yang di jual ).
Para kuli bobok baru akan mendapatkan uang dari hasil penjualan potongan besi, mereka juga mengakui telah menjual besi ke pengepul di kali deres, ( jumlah nya tonan dan belum diketahui berapa harga per ton nya – Red).
Proyek sebesar dan memakan anggaran yang besar ini telah mencoreng pemerintahan Indonesia, kenapa pemerintah memberikan kepercayaan kepada PT tersebut.
Ketika di konfirmasi kepada pelaksana proyek dari PT. Tirta Restu Ayunda Ismed, tentang besaran dan panjang proyek, kalau proyek rehabilitasi saluran induk ini, beliau mengatakan pekerjaan nya sepanjang 1200 cm.
Ketika awak media menanyakan kepada Ismed tentang kebenaran informasi tentang kuli yang tidak di gaji.
” Kalau itu saya tidak tau, ” jawab Ismed singkat.
Seperti kita ketahui bersama, setiap pembangunan atau pun pekerjaan dari pemerintah bertujuan untuk memberikan kesejahteraan untuk masyarakat, baik bagi penerima manfaat hasil pembangunan maupun kuli yang di pekerjakan di proyek tersebut, kejadian kuli di bayar dari hasil penjualan potongan ( Limbah – Red ) adalah fenomena yang mencederai rasa kemanusiaan di zaman ini, karena sekarang bukan lagi era penjajahan.
Tinggalkan Balasan