Mengalahkan percobaan dengan kuasa Firman 

_*”Sesudah Iblis mengakhiri semua pencobaan itu, ia mundur dari pada-Nya dan menunggu waktu yang baik.” Lukas 4:13*_

Oleh : Pdt Peltu T Rolos

TANGERANG,poskota.net – Selama hidup di dunia ini kita akan terus diperhadapkan pada ujian dan pencobaan karena dunia di mana kita tinggal ini telah dikuasai oleh dosa, dan sudah sangat jelas bahwa sifat-sifat dosa itu sangat bertentangan dengan kehendak Tuhan. Itulah sebabnya setiap orang yang percaya harus terus berjuang melawan pencobaan dan godaan yang dipanahkan Iblis. Adalah tidak mudah menang melawan pencobaan-pencobaan yang menyerang kita, karena “…roh memang penurut, tetapi daging lemah.”?
_*(Matius 26:41)*_

_Mengapa kita harus diperhadapkan pada pencobaan-pencobaan? Ketahuilah bahwa Tuhan tidak pernah menjanjikan kehidupan orang percaya itu bebas dari segala pencobaan, tapi yang pasti Dia berjanji untuk selalu memberikan jalan keluar, sedangkan

*”Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.”*
_*(1 Korintus 10:13)*_ Bagaimana supaya kita bisa menang melawan pencobaan dari Iblis? Cara terbaik adalah harus melekat pada Tuhan dan senantiasa tinggal di dalam firmanNya. Tuhan Yesus telah meninggalkan teladan yang luar biasa bagaimana melawan pencobaan. Ketika sedang dicobai Iblis, tak henti-hentinya Yesus menggunakan firman Allah sebagai pedang Roh untuk mematahkan setiap tipu muslihat Iblis. Sebagaimana tertulis, selama empat puluh hari Yesus berpuasa di padang gurun, di mana kesempatan ini tidak disia-siakan Iblis untuk mencobai Dia.

Tiga kali Iblis berusaha untuk melemahkan Yesus dengan harapan Dia gagal menggenapi rencana Bapa dalam hidupNya, agar Dia berbalik dari jalan yang sudah ditentukan oleh BapaNya. Tiga kali pula Yesus membalas serangan Iblis itu dengan memperkatakan firman Tuhan, “Ada tertulis…” Dan akhirnya Yesus menang!_

_*Firman itu hidup dan berkuasa karena itu adalah perkataan Allah sendiri! Kuasa itu semakin nyata bila kita memperkatakan firman itu dengan iman. Namun, mengapa kita sebagai orang Kristen malas membaca Alkitab?*_

*Sebesar apa pun pencobaan yang menyerang kita, sepatah kata dari firman Tuhan yang kita ucapkan dengan iman akan sanggup mengalahkannya.*

apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya

Galatia 6:7

Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya.

oleh : Pdt Yonathan W Setiyadi

TANGERANG,poskota.net ,- Renungan pagi ini mengingatkan kita tentang prinsip sederhana namun penting dalam kehidupan Kristen. Hukum tabur tuai adalah prinsip yang berlaku dalam berbagai aspek kehidupan.

Firman Tuhan menyatakan bahwa apa pun yang kita tabur, itulah yang akan kita tuai. Jika kita menabur dalam keinginan daging, yaitu memenuhi nafsu dan keinginan ego kita sendiri tanpa memperhatikan kehendak Tuhan, maka kita akan menuai kebinasaan.

Tindakan dan pilihan hidup yang didorong oleh nafsu daging tidak akan menghasilkan kebahagiaan atau kepuasan yang berkelanjutan. Sebaliknya, hal itu akan mengarah pada kesia-siaan dan kehancuran.

Namun, jika kita menabur dalam Roh, yaitu hidup sesuai dengan kehendak Tuhan dan terbuka untuk dipimpin oleh Roh Kudus, maka kita akan menuai hidup yang kekal. Kehidupan yang berpusat pada Tuhan dan dipenuhi oleh Roh Kudus akan menghasilkan buah Roh seperti kasih, sukacita, damai, kesabaran, kebaikan, kelemahlembutan, kesetiaan, kerendahan hati, dan pengendalian diri (Galatia 5:22-23).

Renungan pagi ini mengajak kita untuk berintrospeksi tentang apa yang kita tabur dalam kehidupan kita sehari-hari. Apakah kita menanam benih-benih yang baik dalam hubungan kita dengan Tuhan dan dengan sesama? Apakah tindakan dan kata-kata kita mencerminkan karakter Roh Kudus? Apakah kita hidup dengan memperhatikan kehendak Tuhan atau justru memenuhi keinginan daging? Marilah kita sungguh-sungguh berupaya menabur dalam Roh, membangun hubungan yang erat dengan Tuhan, dan mempersembahkan hidup kita untuk melayani-Nya.

Dengan demikian, kita akan menuai buah yang berkelimpahan dan hidup yang kekal bersama-Nya.

PENUH ROH MENGHASILKAN SUKACITA SEJATI

*”Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh,” Efesus 5:18*

oleh : Pdt Peltu T Rolos

TANGERANG,poskota.net – Dalam Alkitab kata anggur berbicara tentang kesukaan sorgawi atau Roh Kudus.
Tetapi kata anggur yang tertulis di ayat nas di atas berbicara tentang anggur dunia, atau berbicara tentang kesenangan duniawi.

Orang percaya tidak boleh mabuk oleh anggur dunia ini atau terhanyut oleh kenikmatan, kesenangan dan kesukaan yang berasal dari dunia ini, yang sifatnya hanya sesaat atau sementara saja.

Rasul Paulus menasihatkan agar kita senantiasa penuh dengan Roh Kudus. Kehidupan Kristen yang sejati adalah kehidupan yang sepenuhnya dipimpin oleh Roh Kudus. Roh Kudus diberikan kepada orang percaya untuk ‘mengasuh’ orang percaya, supaya roh manusianya menjadi kuat, sehingga ia beroleh kesanggupan untuk melakukan kehendak Tuhan.

Karena itu kita harus menjadikan firman Tuhan sebagai makanan rohani setiap hari. Inilah yang menimbulkan rasa haus dan lapar akan kebenaran; dan

*”Di mana ada kebenaran di situ akan tumbuh damai sejahtera, dan akibat kebenaran ialah ketenangan dan ketenteraman untuk selama-lamanya.”*
_*(Yesaya 32:17)*_

Bila hidup kita dipenuhi Roh Kudus, dari dalam hati kita akan mengalir sukacita sorgawi, sehingga kita dapat

*”…berkata-katalah seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani. Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati. Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu…”*
_*(Efesus 5:19-20)*_

_*Orang percaya yang hidupnya penuh Roh Kudus, hari-harinya akan dipenuhi dengan sukacita, sehingga nyanyian dan pujian bagi Tuhan keluar dari mulutnya di segala keadaan dan di setiap waktu sebagai pertanda suatu sukacita yang sejati.

Kita bersukacita bukan karena berkat-berkat jasmani semata, melainkan karena hari keselamatan yang telah Tuhan jadikan bagi kita di dalam Kristus, dan karena dosa-dosa kita telah diampuni-Nya. Jadi, tidak ada alasan bagi kita untuk tidak bersukacita.

“Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!”
_*(Filipi 4:4)*_

Kapan bersukacita?

*”Bersukacitalah senantiasa.”*
_*(1 Tesalonika 5:16). Senantiasa artinya di segala keadaan.*_

Hidup yang dipenuhi Roh Kudus menghasilkan sukacita sejati, sedangkan anggur duniawi hanya memberikan kesenangan sesaat tapi menghancurkan

_*GBU ALWAYS*_
✝️🔥😇🙏

TINDAKAN IMAN MENGHASILKAN MUJIZAT

Oleh : pdt. Peltu T Rolos

“Musa melemparkan kayu itu ke dalam air; lalu air itu menjadi manis.” Keluaran 15:25*

TANGERANG,poskota.net – Hal pertama yang dilakukan umat Israel ketika mereka mendapati air di Mara pahit rasanya dan tidak dapat diminum adalah mengeluh, mengomel dan bersungut-sungut.

Begitu pula yang diperbuat banyak orang Kristen ketika merasakan hal-hal pahit dalam hidupnya (kehancuran rumah tangga, kegagalan studi, bisnis yang pailit dan sebagainya) langsung mengeluh, menggerutu, mengomel, bersungut-sungut, marah dan mencari kambing hitam.

Langkah mereka terus dibayang-bayangi kegagalan dan kehancuran karena terus membesar-besarkan masalah yang ada, sehingga mereka tidak bisa melihat sisi positif setiap peristiwa yang terjadi.

Berbeda yang dilakukan Musa. Ketika menghadapi masalah ia tahu apa yang harus diperbuatanya:

“Musa berseru-seru kepada TUHAN,” (ayat 25). Dalam Mazmur 50:15 dikatakan, “Berserulah kepada-Ku pada waktu kesesakan, Aku akan meluputkan engkau, dan engkau akan memuliakan Aku.”

Tuhan pun menjawab seruan Musa dengan memberikan jalan keluar untuk masalahnya dengan menunjukkan kepadanya sepotong kayu. Tanpa menunggu lama, Musa “…melemparkan kayu itu ke dalam air; lalu air itu menjadi manis.”

Untuk melihat dan mengalami perkara-perkara ajaib dari Tuhan perlu sekali kita berdoa dengan iman dan mempraktekkan iman tersebut dengan perbuatan yang nyata, sebab “Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati.” (Yakobus 2:17). Jadi iman selalu bekerjasama dengan perbuatan!

Dalam menghadapi masalah apa pun berhentilah bersungut-sungut! Berdoalah kepada Tuhan dan bertindaklah dengan iman. Adalah sia-sia kita berkata memiliki iman jika perbuatan kita sendiri tidak menunjukkan iman.

Tindakan melemparkan kayu ke dalam air adalah perwujudan iman. Kalau tidak punya iman mana mungkin Musa mau melakukannya, bukankah yang dilempar itu hanya kayu biasa?

Tapi karena Tuhan yang menyediakan, Musa pun peka apa yang menjadi maksud Tuhan. Ini berbicara tentang ketaatan. Setiap ketaatan selalu mendatangkan berkat dan mujizat! Air yang pahit berubah menjadi manis.

Kayu itu tidak berkuasa mengubah air yang pahit menjadi manis, tetapi tindakan iman Musa dan campur tangan Tuhan itulah yang menghasilkan mujizat.

*Iman adalah pintu gerbang menuju karya adikodrati Ilahi dinyatakan.*

_*GBU ALWAYS*_
✝️😇🔥🙏

Cara Membangun Hubungan dengan Tuhan

Saudara-saudari, keempat poin di atas adalah jalan pengamalan bagi kita untuk mendekat kepada Tuhan. Tuhan akan memberikan kita damai sejahtera dan sukacita dan akan memungkinkan kita untuk hidup dalam berkat-berkat-Nya.

Oleh : Saudari Xiamo, Tiongkok

Tiongkok, Poskota.net – Cara membangun hubungan dengan Tuhan, ini adalah topik yang menjadi perhatian setiap orang Kristen. Alkitab berkata: “Mendekatlah kepada Tuhan, dan Dia akan mendekat kepada engkau” (Yakobus 4:8).

Sebagai orang Kristen, hanya dengan mendekat kepada Tuhan dan memiliki interaksi yang nyata dengan Tuhan, kita dapat mempertahankan hubungan yang normal dengan Tuhan dan memperoleh pekerjaan Roh Kudus.

Ini seperti halnya dua orang yang saling bergaul, yang hanya bisa menjaga hubungan dekat untuk waktu yang lama dengan menjadi lebih terbuka satu sama lain, lebih banyak berkomunikasi ketika mereka menghadapi masalah, dan dengan memahami dan menghormati satu sama lain.

Namun, di zaman kehidupan yang serba cepat ini, pekerjaan yang sibuk, hubungan yang rumit, dan tren sosial yang jahat menarik kita ke dalamnya dan makin memenuhi kita. Hati kita mudah diganggu oleh orang-orang, peristiwa dan hal-hal dari dunia luar, dan itu mencegah kita mempertahankan hubungan yang normal dengan Tuhan. Ini menuntun kita menjadi makin jauh dari Tuhan dan, ketika menghadapi masalah, kita menjadi sangat sulit menenangkan diri di hadapan Tuhan, mendekat kepada Tuhan dan mencari pencerahan dan bimbingan Roh Kudus.

Ketika melakukan sesuatu, kita sering melakukannya tanpa arah atau tujuan yang benar, dan roh kita terus-menerus dalam keadaan kehampaan dan kegelisahan.

Jadi bagaimana tepatnya kita dapat mempertahankan hubungan yang dekat dengan Tuhan? Kita hanya perlu memahami empat poin di bawah ini, dan hubungan dengan Tuhan pasti akan menjadi lebih dekat.

1. Berdoa kepada Tuhan dengan Hati yang Jujur

Doa adalah saluran yang melaluinya kita berkomunikasi dengan Tuhan. Melalui doa, hati kita lebih mampu untuk menjadi tenang di hadapan Tuhan, untuk merenungkan firman Tuhan, mencari kehendak-Nya dan membangun hubungan yang normal dengan Tuhan.

Tetapi dalam kehidupan, karena sibuk dengan pekerjaan atau tugas-tugas rumah tangga, kita sering sekadar melakukan rutinitas dalam doa, dan hanya memperlakukan Tuhan secara acuh tak acuh dengan mengucapkan beberapa kata dengan asal-asalan.

Ketika kita sibuk dengan hal pertama di pagi hari, misalnya, pergi bekerja atau menyibukkan diri dengan sesuatu yang lain, kita berdoa dengan tergesa-gesa: “Oh Tuhan! Aku memercayakan pekerjaan hari ini ke dalam tangan-Mu, dan aku memercayakan anak-anak dan orang tuaku kepada-Mu. Aku mempercayakan semuanya ke dalam tangan-Mu, dan aku mohon kiranya Engkau memberkati dan melindungiku. Amin!”

2. Saat Membaca Firman Tuhan, Renungkanlah Dengan Hatimu

Orang-orang Kristen melakukan renungan dan membaca firman Tuhan setiap hari. Bagaimanakah cara kita membaca firman Tuhan agar dapat mencapai hasil yang baik sekaligus membuat hubungan dengan Tuhan menjadi lebih dekat? Firman Tuhan mengatakan: “Orang percaya kepada Tuhan, mengasihi Dia, dan memuaskan Dia dengan cara menyentuh Roh Tuhan dengan hati mereka, sehingga memperoleh kepuasan-Nya; saat merenungkan firman Tuhan dengan hati mereka, mereka pun digerakkan oleh Roh Tuhan oleh karenanya

Firman Tuhan memberi tahu kita bahwa, ketika membaca firman-Nya, kita harus merenungkannya dan mencari dengan hati kita, kita harus memperoleh pencerahan dan penerangan Roh Kudus, dan kita harus memahami kehendak Tuhan dan apa yang Dia kehendaki dari kita.

Hanya dengan membaca firman Tuhan dengan cara ini, usaha kita akan membuahkan hasil dan kita akan lebih dekat kepada Tuhan. Ketika membaca firman Tuhan, jika kita hanya melihatnya sepintas lalu tanpa benar-benar memperhatikan, jika kita hanya berfokus memahami beberapa huruf tertulis dan doktrin untuk memamerkan diri kita dan tidak menaruh perhatian pada pemahaman akan makna firman Tuhan yang sebenarnya,

Maka seberapa pun banyaknya kita membaca firman-Nya, kita tidak akan selaras dengan kehendak-Nya, apalagi mampu membangun hubungan yang normal dengan Tuhan.

3. Carilah Kebenaran dan Lakukanlah Firman Tuhan dalam Segala Hal

Hal yang paling penting bagi orang Kristen untuk mempertahankan hubungan yang normal dengan Tuhan adalah dengan mencari kebenaran ketika mereka menghadapi masalah dan melakukan sesuai dengan firman-Nya.

Tetapi dalam kehidupan, ketika menghadapi masalah, sering kali kita mengandalkan pengalaman kita sendiri atau menggunakan cara-cara manusia untuk menanganinya, atau kita menanganinya sesuai dengan pilihan kita sendiri. Kita sangat jarang menenangkan diri di hadapan Tuhan dan mencari kebenaran, atau menangani masalah sesuai dengan kehendak Tuhan.

Ini menyebabkan kita kehilangan banyak kesempatan untuk melakukan kebenaran, dan kita menjadi makin jauh dari Tuhan. Firman Tuhan berkata: “Tidak peduli apa yang engkau lakukan, tidak peduli seberapa besar masalahnya, dan terlepas apakah engkau melakukan tugasmu dalam keluarga Tuhan atau apakah ini adalah masalah pribadimu, engkau harus mempertimbangkan apakah masalah ini sesuai dengan kehendak Tuhan, apakah masalah ini sesuatu yang seharusnya dilakukan seseorang dengan kemanusiaan, dan apakah yang engkau lakukan akan membuat Tuhan bahagia atau tidak. Engkau harus memikirkan hal-hal ini.

Jika engkau melakukan dengan cara ini, engkau adalah orang yang mencari kebenaran dan orang yang benar-benar percaya kepada Tuhan” . “Jika engkau tetap berada di dalam firman-Ku, engkau adalah sungguh-sungguh murid-Ku” (Yohanes 8:31). Firman Tuhan menunjukkan kepada kita jalan yang jelas.

Apakah kita melakukan pekerjaan di gereja atau menangani masalah yang kita temui dalam hidup kita, kita harus selalu mencari kebenaran dan memahami kehendak Tuhan, melihat bagaimana menangani masalah dengan cara yang memenuhi tuntutan Tuhan, menggunakan kebenaran untuk menyelesaikan semua masalah yang mungkin kita hadapi dan mempertahankan hubungan normal kita dengan Tuhan.

4. Datanglah di hadapan Tuhan dan Refleksikan Diri Sendiri Setiap Hari

Tuhan Yahweh berkata: “Pertimbangkanlah cara hidupmu” (Hagai 1:7). Dari firman Tuhan, kita dapat melihat bahwa merefleksikan diri sendiri sangat diperlukan untuk jalan masuk kehidupan kita! Melalui refleksi, kita dapat melihat bahwa kita memiliki begitu banyak kekurangan dan bahwa kita terlalu jauh dari kriteria yang dituntut Tuhan.

Karena itu motivasi untuk mengejar kebenaran muncul dalam diri kita, kita bertekad untuk meninggalkan daging dan berupaya yang terbaik untuk melakukan sesuai dengan firman Tuhan.

Dengan cara ini, kita berhati-hati untuk bertindak sesuai dengan tuntutan Tuhan dalam pengalaman praktis kita, kita melakukan firman Tuhan, dan hubungan kita dengan Tuhan menjadi makin normal. Sebagai contoh, orang-orang di antara kita yang melayani sebagai para pemimpin di gereja melihat bahwa dikatakan di dalam Alkitab:

“Gembalakanlah kawanan domba Tuhan yang ada di antaramu, awasilah mereka, bukan dengan paksaan, tetapi dengan rela; bukan demi mencari untung, tetapi dengan kesediaanmu; Bukan sebagai penguasa atas warisan Tuhan, tetapi menjadi teladan bagi kawanan domba itu” (1 Petrus 5:2–3).

Karena itu, hendaknya kita melakukan refleksi diri ketika sedang menggembalakan saudara-saudari kita, dan bertanya pada diri sendiri: apakah kita berhati-hati untuk bersaksi tentang firman Tuhan dan kehendak-Nya, dan memimpin saudara-saudari kita di hadapan Tuhan, ataukah kita mengatakan hal-hal yang terdengar muluk dan sia-sia ketika menyampaikan khotbah untuk pamer, dan memberitakan huruf-huruf tertulis dan doktrin untuk membuat saudara-saudari memuja dan mengagumi kita?

Ketika saudara-saudari memberi saran yang masuk akal bagi kita, apakah kita merefleksikan masalah kita sendiri ataukah kita menolak menerima saran mereka, sampai-sampai kita bahkan berdalih dan berusaha membela diri kita sendiri ?

Saudara-saudari, keempat poin di atas adalah jalan pengamalan bagi kita untuk mendekat kepada Tuhan. Selama kita melakukan poin-poin ini, maka hubungan dengan Tuhan akan menjadi lebih dekat

Kita akan memiliki jalan pengamalan dengan masalah-masalah yang kita hadapi, dan Tuhan akan memberikan kita damai sejahtera dan sukacita dan akan memungkinkan kita untuk hidup dalam berkat-berkat-Nya. Jadi, mengapa kita tidak mulai sekarang?

Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku

Oleh : Pdt Yonathan W Setiadi

Filipi 4:13

Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.



TANGERANG,poskota.net – Dalam hidup ini, seringkali kita menghadapi tantangan, kesulitan, dan perjuangan yang membuat kita merasa lemah dan putus asa. Namun, sebagai orang percaya, kita memiliki keyakinan bahwa di dalam Tuhan terdapat kekuatan yang melimpah.

Ayat ini mengajarkan kita bahwa dalam Kristus, kita memiliki kemampuan untuk menghadapi segala situasi yang ada di hadapan kita. Kekuatan-Nya hadir dalam kelemahan kita, dan ketika kita mengandalkan-Nya, kita akan mampu melewati segala sesuatu.

Kekuatan ini tidak hanya berarti kekuatan fisik atau kekuatan dunia, melainkan kekuatan yang bersumber dari Tuhan sendiri. Ketika kita memilih untuk mengandalkan Tuhan dalam setiap aspek hidup kita, kita akan merasakan kekuatan-Nya yang bekerja di dalam kita.

Allah adalah sumber kekuatan yang tak terbatas, dan Ia siap memberikan kekuatan-Nya kepada kita ketika kita mempercayai-Nya sepenuh hati. Namun, untuk dapat mengalami kekuatan ini, kita perlu memiliki hubungan yang erat dengan Tuhan.

Ketika kita menyediakan waktu untuk berkomunikasi dengan Tuhan dan mengasihi-Nya dengan sepenuh hati, Ia akan menguatkan kita. Allah ingin kita bergantung sepenuhnya kepada-Nya, bukan kepada kekuatan atau kemampuan kita sendiri.

Jadi, pada pagi ini, ingatlah bahwa di dalam Tuhan ada kekuatan yang melimpah. Carilah Dia, percayalah kepada-Nya, dan mintalah kekuatan-Nya dalam hidupmu.

Ketika kita hidup dalam ketergantungan yang sepenuhnya kepada Tuhan, kita akan mengalami keajaiban dan kemenangan yang hanya mungkin terjadi melalui kekuatan-Nya.