Renungan Pagi Kristen Lukas 12 ayat 40

Hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu sangkakan

Laporan : Bpk Andreas

TANGERANG,poskota.net – Seorang teman saya yang sepanjang hidupnya tinggal di California, biasa tidur dengan memakai sepatu dan menyimpan senter di bawah ranjangnya. Ketika ia masih kecil, ayahnya mengharuskan setiap anggota keluarga untuk selalu siap meninggalkan rumah jika terjadi gempa bumi di malam hari.

“Jika terjadi guncangan,” katanya, “kaca jendela akan pecah dan listrik akan padam. Namun dengan bersepatu saya dapat berjalan di atas pecahan kaca dan dengan senter saya dapat melihat dalam gelap. Saya tak akan bisa tidur tanpa alat-alat itu. Saya selalu siap sedia.”

Ketika Yesus mengungkapkan kedatangan-Nya yang kedua kepada para pengikut-Nya, Dia berkata, “Hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu sangkakan” (Lukas 12:40).

Apakah artinya bagi orang kristiani untuk siap sedia menyambut kedatangan Kristus kembali? Yesus berkata bahwa daripada kita mengkhawatirkan materi, lebih baik mempercayai pemeliharaan Allah dan mendahulukan kerajaan-Nya (ayat 22-31). Alih-alih dibelenggu oleh ketamakan, kita diminta untuk menunjukkan iman yang suka memberi (ayat 32-34). Seperti hamba yang setia, setiap saat kita harus selalu menanti dengan siap sedia kedatangan Tuan kita, karena Dia akan kembali pada saat yang tak terduga (ayat 35-40).

Yesus telah berjanji untuk datang kembali. Dia pun sudah memberitahu bagaimana kita harus hidup dalam menanti kedatangan-Nya. Hidup kita, tidak hanya bibir kita, harus dapat menyatakan, “Saya siap!”-DCM

BERSIAPLAH MENANTIKAN SAAT TERAKHIR DENGAN SELALU SIAP SETIAP SAAT

Renungan pagi kristen Mazmur 143:8

Perdengarkanlah kasih setia-Mu kepadaku pada waktu pagi, sebab kepada-Mulah aku percaya! Beritahukanlah aku jalan yang harus kutempuh, sebab kepada-Mulah kuangkat jiwaku. Mazmur 143:8

Oleh : Pdt. Yonathan W Setiyadi

TANGERANG,poskota.net – Pagi ini, mari kita renungkan Firman Tuhan sebagai sumber kekuatan dan petunjuk dalam hidup kita sebagai orang percaya.

Dalam ayat renungan pagi ini mengajarkan kita untuk mengarahkan hati dan pikiran kita kepada Tuhan pada awal hari. Ketika kita memulai hari dengan merenungkan kasih setia-Nya, kita mengingat betapa Allah senantiasa setia dalam hidup kita.

Dalam segala situasi dan perjuangan yang kita hadapi, kita dapat mempercayakan hidup ini kepada-Nya, karena kasih setia-Nya tidak pernah berubah.

Pagi ini, marilah kita mengangkat jiwa kita kepada Tuhan, memohon petunjuk-Nya dalam setiap langkah kita. Ketika kita bersandar kepada-Nya, Dia akan menunjukkan jalan yang harus kita tempuh.

Mungkin kita dihadapkan dengan tantangan, keputusan sulit, atau ketidakpastian dalam hidup, namun dengan mengandalkan Tuhan, kita dapat memiliki keyakinan bahwa Dia akan memimpin dan membimbing kita.

Selain itu, jangan lupakan untuk bersyukur atas segala berkat dan kasih setia Tuhan yang telah di berikan kepada kita. Di tengah kesibukan dan tantangan hidup, seringkali kita terjebak dalam keluh kesah dan lupa untuk bersyukur.

Namun, dengan memulai hari dengan hati yang bersyukur, kita mengalami perubahan perspektif yang dapat membantu kita menghadapi segala sesuatu dengan sukacita.

Jadi, mari kita mulai hari ini dengan memfokuskan hati kita kepada Tuhan, mempercayakan hidup kita kepada-Nya, meminta petunjuk-Nya, dan hidup dalam sikap syukur. Dengan demikian, kita dapat mengalami damai sejahtera dan kuasa-Nya yang melimpah dalam hidup kita.

Selamat pagi
Selamat beraktivitas
JBU

Renungan pagi kristen Matius 25:21

Matius 25:21

Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.

Oleh : Pdt Yonathan W Setiadi

TANGERANG,poskota.net – Hari ini, mari kita renungkan tentang pentingnya menjadi orang yang bertanggung jawab dan dapat dipercaya dalam hidup ini, terutama sebagai seorang Kristen. Allah memanggil kita untuk hidup dengan integritas dan memberikan teladan yang baik bagi orang lain.

Bertanggung jawab berarti kita mengakui bahwa kita memiliki tanggung jawab atas tindakan dan keputusan kita. Ini berlaku dalam setiap aspek kehidupan kita, baik dalam pekerjaan, keluarga, gereja, dan masyarakat. Ketika kita bertanggung jawab, kita siap menerima konsekuensi dari tindakan kita, baik itu positif maupun negatif.

Sebagai orang Kristen, bertanggung jawab juga berarti kita mengakui bahwa kita adalah milik Allah. Kita dipercayakan dengan berbagai bakat, keterampilan, dan sumber daya yang diberikan kepada kita. Oleh karena itu, kita harus mengelolanya dengan bijaksana dan bertanggung jawab.

Ketika kita dapat dipercaya, orang-orang melihat bahwa kata-kata dan tindakan kita selaras dengan nilai-nilai dan prinsip-prinsip iman kita. Ini berarti kita berpegang teguh pada kebenaran, berbicara jujur, dan menepati janji-janji yang kita buat.

Ketika orang lain melihat integritas kita, mereka akan merasa nyaman untuk mempercayai kita, bekerja sama dengan kita, dan mencari dukungan kita.

Tetapi menjadi orang yang bertanggung jawab dan dapat dipercaya bukanlah perkara yang mudah. Kita akan menghadapi cobaan dan godaan yang menguji kesetiaan dan integritas kita. Namun, sebagai orang Kristen, kita memiliki Allah yang setia sebagai contoh dan kekuatan kita.

Dalam Filipi 4:13, Rasul Paulus berkata, “Segala sesuatu dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.” Jadi, mari kita berusaha menjadi orang yang bertanggung jawab dan dapat dipercaya. Mari kita berkomitmen untuk hidup dalam integritas, menjaga kata-kata dan tindakan kita agar selaras dengan iman kita.

Ketika kita melakukannya, kita akan menjadi saksi bagi kasih dan kebenaran Kristus, dan kita akan memengaruhi orang-orang di sekitar kita untuk mengenal-Nya melalui hidup kita yang bertanggung jawab dan dapat dipercaya.

Selamat pagi
Selamat beraktivitas
JBU

Renungan pagi kristen (Gembala yang baik)

“Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang” Mazmur 23:2

Oleh : Pdt Peltu T Rolos

TANGERANG,poskota.net – Setiap kali kita membaca mazmur Daud ini, setiap kali pula kita merasakan betapa besar kasih, perhatian dan kebaikan Tuhan dalam kehidupan anak-anakNya. Kita tahu, Daud sendiri sebelum menjadi raja adalah seorang gembala, sehingga melalui pengalaman pribadinya dia dapat berbicara banyak soal gembala. Daud berkata, “Tuhan adalah gembalaku,” (ayat 1) yang ditujukan kepada Allah Israel.

Pernyataannya ini ditegaskan kembali oleh Tuhan Yesus sendiri ketika Dia berada di bumi, “Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku” _*(Yohanes 10:14)*_.

Dalam mazmurnya Daud tidak berbicara tentang dirinya sebagai gembala, tetapi sebagai ‘domba’ yang sangat bangga, sangat memuji dan mengandalkan ‘gembalanya’.

Daud dengan bangganya ingin menunjukkan bahwa Tuhan itu gembalanya dan pemimpinnya. Karena pernah memiliki pengalaman sebagai seorang gembala maka Daud dapat merasakan dan memahami betapa domba-domba sangat bergantung penuh kepada gembalanya.

Hidup mati domba-domba sangat bergantung penuh kepada siapa dan seperti apa gembalanya. Dalam tangan gembala tertentu (upahan), domba-domba terkadang harus berjuang sendiri untuk mendapatkan makanan serta mempertahankan hidupnya dari serangan binatang buas karena gembala tersebut sama sekali tidak memperhatikan domba-dombanya (baca Yohanes 10:12-13).

Sebaliknya, dalam pemeliharaan gembala yang baik domba-domba akan merasa aman dan terpuaskan karena senantiasa dijaga, dipelihara dan dituntun ke padang rumput dan juga air yang tenang.

Maka Daud dapat berkata, “…takkan kekurangan aku.” (ayat 1 dari Mazmur 23) karena ia berada di bawah pengawasan dan pemeliharaan seorang gembala yang baik.

Sebagai anak-anakNya kita patut bersyukur karena memiliki Gembala yang baik yaitu Yesus; Dia tidak pernah membiarkan dan meninggalkan kita sendirian, sehingga seperti yang dituturkan Daud, ia tidak takut akan marabahaya (baca Mazmur 23:4).

*”Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya;” (Yohanes 10:11b)*

Renungan pagi kristen Lukas 1 : 37

Lukas 1:37

Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil.”

Penulis : Pdt Yonathan W Setiadi

TANGERANG,poskota.net – Hari ini, mari kita renungkan tentang kemampuan Allah untuk melampaui segala kemustahilan dalam hidup kita. Firman-Nya mengajarkan kita untuk memiliki iman yang besar dan percaya bahwa Allah kita adalah Sang Maha Kuasa. Salah satu contoh yang luar biasa adalah kisah tentang perempuan yang menderita pendarahan selama dua belas tahun (Markus 5:25-34).

Dia telah mencoba segala macam pengobatan dan menghabiskan semua hartanya, tetapi tidak ada yang berhasil menyembuhkannya. Namun, ketika dia mendengar tentang Yesus, dia memiliki keyakinan yang kuat bahwa jika dia bisa menyentuh jubah-Nya, dia akan sembuh. Dalam iman yang teguh, dia mendekati Yesus dan menyentuh jubah-Nya, dan seketika itu juga dia disembuhkan.

Kisah ini mengajarkan kita untuk tidak menyerah dan tetap percaya bahwa Allah kita mampu melampaui segala batasan dan kemustahilan yang mungkin kita hadapi. Mungkin saat ini Anda sedang menghadapi situasi yang tampaknya mustahil atau sulit diatasi, tetapi ingatlah bahwa Allah adalah Allah yang ajaib dan mampu melakukan segala sesuatu.

Iman yang teguh dan keyakinan yang kuat adalah kunci untuk melihat keajaiban-Nya. Dalam Filipi 4:13, rasul Paulus menulis, “Segala sesuatu dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.” Ketika kita bergantung sepenuhnya kepada Allah dan mempercayai-Nya, kita akan menemukan bahwa Dia memberi kita kekuatan yang tak terbatas untuk mengatasi segala rintangan dan kemustahilan dalam hidup ini.

Jadi, mari kita hadapi hari ini dengan keyakinan yang kuat bahwa Allah kita adalah Sang Maha Kuasa yang melampaui segala kemustahilan. Jangan biarkan ketakutan atau keraguan menghalangi Anda, tetapi percayalah bahwa dengan Allah segala sesuatu mungkin terjadi. Bawalah segala kebutuhan, kekhawatiran, dan keinginan Anda kepada-Nya dalam doa, dan biarkan Dia yang mengarahkan langkah-langkah Anda.

Kemampuan Allah tidak terbatas. Ketika kita memiliki iman yang teguh dan mempercayai-Nya sepenuhnya, kita akan melihat bagaimana Dia melampaui segala kemustahilan dalam hidup kita. Jadilah saksi dari kekuatan dan keajaiban-Nya, dan hiduplah dengan penuh harapan dalam kehadiran-Nya.

Selamat pagi
Selamat beraktivitas
JBU

Renungan pagi kristen (Roma 12:17)

 

Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang!

Oleh : Pdt. Yonathan W Setiadi

TANGERANG,poskota.net – Hari ini, marilah kita renungkan tentang pentingnya tetap mengasihi orang lain meskipun kita disakiti.

Dalam kehidupan ini, seringkali kita mengalami luka emosional, pengkhianatan, atau perlakuan tidak adil dari orang lain. Namun, sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk hidup dalam kasih yang melebihi situasi atau perlakuan yang kita terima.

Dalam Firman Tuhan, Allah mengajarkan kepada kita tentang pentingnya mengasihi meskipun kita disakiti. Dalam ayat renungan kita, ini berarti bahwa sebagai anak-anak Tuhan, kita tidak boleh membalas kejahatan dengan kejahatan.

Sebaliknya, kita dipanggil untuk hidup dengan sikap yang baik dan penuh kasih, bahkan ketika kita disakiti. Salah satu contoh yang paling kuat dari kasih tanpa syarat adalah kasih yang ditunjukkan oleh Tuhan Yesus sendiri. Meskipun Ia menderita di kayu salib karena dosa-dosa kita, Ia memilih untuk mengasihi, mengampuni kita dan mengampuni orang-orang yang telah menyalibkan-Nya.

Yesus berkata dalam Lukas 23:34, “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” Kasih dan pengampunan-Nya yang sempurna menjadi teladan bagi kita dalam menghadapi penderitaan dan sakit hati.

Mengapa kita harus tetap mengasihi meskipun kita disakiti? Pertama, karena kasih adalah inti dari ajaran Yesus. Dalam Matius 22:37-39, Yesus berkata, “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.

Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan yang kedua ialah sama seperti itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” Sebagai pengikut Kristus, panggilan kita adalah untuk mencerminkan kasih-Nya kepada orang lain.

Kedua, ketika kita tetap mengasihi meskipun disakiti, kita menunjukkan karakter Kristus kepada dunia. Dalam Yohanes 13:35, Yesus berkata, “Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.” Ketika kita mampu mengasihi orang-orang yang menyakiti kita, itu menjadi kesaksian yang kuat tentang kebesaran Allah dan kehadiran-Nya dalam hidup kita.

Namun, tetap mengasihi meskipun disakiti bukanlah hal yang mudah. Dalam situasi seperti itu, kita membutuhkan kuasa dan pertolongan Tuhan. Marilah kita berdoa dan memohon kasih karunia-Nya agar dapat memberikan maaf dan mengasihi mereka yang telah melukai kita dan tetaplah mendoakan mereka.

Dengan demikian, kita akan mengalami pemulihan dalam hati kita sendiri dan membuka pintu bagi penyembuhan dan rekonsiliasi yang dapat terjadi dalam hubungan tersebut.

Selamat pagi
Selamat beraktivitas
JBU

Renungan pagi Kristen : 1 Petrus 1 : 15

Tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu. (1 Petrus 1:15)

Penulis oleh : Pdt. Yonathan W Setiadi

TANGERANG,poskota.net – Hidup dalam kekudusan dan kebenaran adalah panggilan bagi setiap orang percaya. Tuhan, yang Maha Suci dan Maha Benar, mengundang kita untuk hidup sesuai dengan kehendak-Nya dan mengikuti teladan Yesus Kristus, Anak-Nya yang sempurna.

Kekudusan berarti hidup yang terpisah dari dosa dan hidup yang dikuduskan oleh Roh Kudus. Ketika kita menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat kita, Roh Kudus tinggal di dalam kita, dan Dia bekerja dalam hidup kita untuk menguduskan kita. Kita dipanggil untuk hidup dalam kepatuhan kepada-Nya dan menolak godaan dosa.

Kebenaran adalah hidup yang sesuai dengan firman Tuhan. Firman-Nya adalah standar kebenaran yang tidak berubah dan menjadi panduan hidup kita. Kita dipanggil untuk mempelajari, mengerti, dan melakukan firman-Nya setiap hari.

Ketika kita hidup dalam kebenaran, kita hidup dalam keadilan, integritas, dan kasih. Namun, hidup dalam kekudusan dan kebenaran bukanlah hal yang mudah. Dalam dunia yang penuh dengan godaan dan pengaruh negatif, kita harus teguh dalam iman dan bergantung sepenuhnya kepada Tuhan.

Kita harus menjaga hati dan pikiran kita dari segala hal yang dapat mencemari kekudusan dan kebenaran kita. Kita juga perlu berdoa dan memohon kuasa dan bimbingan Roh Kudus dalam hidup kita.

Hidup dalam kekudusan dan kebenaran membawa banyak manfaat dan berkat. Kita akan mengalami kedamaian, sukacita, dan kebebasan sejati yang hanya ditemukan dalam Tuhan.

Hidup kita akan menjadi saksi yang hidup bagi dunia yang melihat bagaimana hidup kita mencerminkan karakter Tuhan. Marilah kita berkomitmen untuk hidup dalam kekudusan dan kebenaran setiap hari. Mari kita mengambil waktu untuk berdoa, membaca dan mempelajari firman Tuhan, serta hidup dalam ketaatan kepada-Nya.

Dalam setiap langkah hidup kita, biarkanlah Tuhan memimpin kita menuju hidup yang kudus dan benar, demi kemuliaan-Nya.

Renungan pagi kristen (Mazmur 13:3)

“Berapa lama lagi aku harus menaruh kekuatiran dalam diriku, dan bersedih hati sepanjang hari?” Mazmur 13:3

Penulis oleh : Pdt. Peltu T Rolos

TANGERANG,poskota.net – Hidup di tengah dunia yang semakin bergejolak dan penuh problematika ini tak seorang pun hidup tanpa kuatir dan tak seorang pun terhindar dari rasa kuatir, termasuk orang percaya. Jika ada orang yang menyatakan diri bahwa ia tidak pernah merasa kuatir sedikit pun dalam hidupnya, hal tersebut adalah sebuah penyangkalan. Akan tetapi setiap kita dapat menolong diri sendiri terlepas dari rasa kuatir yaitu memercayakan hidup sepenuhnya kepada Tuhan dan melihat setiap masalah, situasi, keadaan atau peristiwa yang ada dari sudut pandang firman Tuhan.

_Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata ‘kuatir’ memiliki pengertian: takut (gelisah, cemas) terhadap suatu hal yang belum diketahui dengan pasti. Perasaan ini biasanya dihubungkan dengan pikiran negatif tentang sesuatu yang mungkin terjadi di masa yang akan datang. Kuatir juga berarti was-was, bingung dan pikiran terpecah-pecah. Tuhan berfirman:

*”Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?”*
_*(Matius 6:25)*_
Lalu Dia menambahkan:

*”Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?”*
_*(Mazmur 6:27)*_

Tuhan memperingatkan kita untuk tidak kuatir, karena Dia sendiri yang menjadi jaminan bagi kita.

*”Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.”*
_*(Ibrani 13:5b)*_

_*Hendaknya kita menyadari bahwa kekuatiran itu hanya memindahkan beban dari bahu Tuhan yang kuat ke bahu kita yang lemah. Kekuatiran adalah sebuah obsesi akan hal buruk yang mungkin terjadi: ketakutan terhadap hal yang tidak menyenangkan, menderita sakit, mengalami kekurangan, kehilangan sesuatu dan sebagainya. Daud, seorang raja pun, juga pernah merasa kuatir, tapi ia tak mau terus dibelenggunya, karena itu “…kepada kasih setia-Mu aku percaya,” (Mazmur 13:6). Daud mencurahkan isi hatinya kepada Tuhan melalui doa dan percaya penuh kepada-Nya!*_

*”Kekuatiran dalam hati membungkukkan orang,” Amsal 12:25*

Kesaksian Iman oleh Anastacia H

“Karena itulah yang menjadi kehidupan bagi mereka yang mendapatkannya dan kesembuhan bagi seluruh tubuh mereka.”  

Amsal 4:22 (TB)

Kesaksian Oleh : Anastacia H (Host dan peserta GBA team L4)

Shallom

Saya host Anastacia dari Timor Leste, mau bersaksi tentang kebaikan TUHAN.

TIMOR LESTE,poskota.net – Tahun 2012 saya mengalami sakit-sakitan tapi saya anggap biasa-biasa saja. Tetapi lama kelamaan kondisi saya semakin menurun, hingga tahun 2013 semakin parah dan saya harus periksa ke dokter. Berat badan saya sewaktu masih sehat 65 kg, terus menurun sampe tinggal 25 kg. Sakit saya komplikasi.

Berdasarkan hasil pemeriksaan darah lengkap, kata dokter organ tubuh saya semuanya sudah kena. Ginjal, liver B, lambung, usus besar, usus kecil, kista, dan infeksi kandungan, asam urat, kolestrol, diabetes.

Badan saya sudah kuning semua. Kata dokter hanya jantung saya saja yang masih sehat. Paling parah diabetes saya naik 787. Dalam keadaan yang lemah saya bersama kakak ipar berangkat ke Bali untuk berobat.

Puji Tuhan 1 bulan di Bali, saya sembuh. Diabetes saya turun 120. Lalu saya kembali ke Timor Leste. Pada saat itu juga saya dijemput oleh keluarga.

Sampai di rumah jam 3 sore. Saat saya sedang ganti baju, saya merasa badan mulai panas dari kepala sampai ke ujung telapak kaki. Terasa seperti tidur di atas bara api. Siang malam saya teriak tidak bisa tidur karena kesakitan, dan tubuh saya panas luar biasa.

Cari dukun keliling, lalu masuk lagi rumah sakit tapi ditolak sampai 6 kali😢. Akhirnya pasrah saja. Saya sudah tidak makan selama 6 bulan hanya berbaring lemah di tempat tidur saja. Air aqua botol besar dalam 2 minggu pun minum tidak habis. Karena putus asa saya hanya menunggu kapan Tuhan akan panggil saya😢. Tetapi Tuhan Yesus mempertahankan saya untuk tetap hidup.

Puji Tuhan setelah Natal tahun 2013, tanggal 27 Desember saya dipertemukan dengan seorang Hamba Tuhan. Saat itu Beliau mendoakan saya dan Puji Tuhan hari itu juga saya merasakan semua sakit dan panas yang seperti di neraka, hilang seketika. Yang saya rasakan dingin karena Kasih Tuhan Yesus menjamah saya.

Mujizat nyata bagi saya. Walaupun saya masih kurus, tetapi saya yakin dan percaya bahwa Tuhan Yesus telah menyembuhkan saya dan akan mengembalikan tubuh saya, baru seperti semula.

Saya berjanji akan melayani Tuhan dan menceritakan bagaimana Tuhan Yesus menyelamatkan saya dari maut. Puji Tuhan, doa saya terwujud. Pertama saya diajak teman untuk bergabung dengan GBA membaca Alkitab 5 pasal perhari.

Betapa senangnya saya bisa bergabung di GBA bersama teman-teman seiman. Sejak membaca Firman Tuhan saya merasa makin diubahkan oleh Tuhan menjadi lebih baik lagi. Terkadang ada Firman yang menyentuh hingga saya merasakan bahwa Tuhan Yesus ada di samping saya, tak terasa saya menangis karena kebaikan Tuhan Yesus dalam hidup saya.

Dan pada akhirnya saya bisa melayani Tuhan di GBA sebagai Host. Saya melayani dengan sukacita, karena Tuhan telah menjawab doa-doa saya.

Buat teman-teman seiman, kalau kita mengalami sakit atau permasalahan apapun, tetaplah mengandalkan Tuhan Yesus. Dan jangan malu untuk bersaksi atas kasihNya, karena dengan kesaksian kita berarti kita mempermalukan iblis.

Demikian kesaksian saya dan terima kasih 🤝🏻

Tuhan Yesus memberkati 🙏🏼

Mengalahkan percobaan dengan kuasa Firman 

_*”Sesudah Iblis mengakhiri semua pencobaan itu, ia mundur dari pada-Nya dan menunggu waktu yang baik.” Lukas 4:13*_

Oleh : Pdt Peltu T Rolos

TANGERANG,poskota.net – Selama hidup di dunia ini kita akan terus diperhadapkan pada ujian dan pencobaan karena dunia di mana kita tinggal ini telah dikuasai oleh dosa, dan sudah sangat jelas bahwa sifat-sifat dosa itu sangat bertentangan dengan kehendak Tuhan. Itulah sebabnya setiap orang yang percaya harus terus berjuang melawan pencobaan dan godaan yang dipanahkan Iblis. Adalah tidak mudah menang melawan pencobaan-pencobaan yang menyerang kita, karena “…roh memang penurut, tetapi daging lemah.”?
_*(Matius 26:41)*_

_Mengapa kita harus diperhadapkan pada pencobaan-pencobaan? Ketahuilah bahwa Tuhan tidak pernah menjanjikan kehidupan orang percaya itu bebas dari segala pencobaan, tapi yang pasti Dia berjanji untuk selalu memberikan jalan keluar, sedangkan

*”Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.”*
_*(1 Korintus 10:13)*_ Bagaimana supaya kita bisa menang melawan pencobaan dari Iblis? Cara terbaik adalah harus melekat pada Tuhan dan senantiasa tinggal di dalam firmanNya. Tuhan Yesus telah meninggalkan teladan yang luar biasa bagaimana melawan pencobaan. Ketika sedang dicobai Iblis, tak henti-hentinya Yesus menggunakan firman Allah sebagai pedang Roh untuk mematahkan setiap tipu muslihat Iblis. Sebagaimana tertulis, selama empat puluh hari Yesus berpuasa di padang gurun, di mana kesempatan ini tidak disia-siakan Iblis untuk mencobai Dia.

Tiga kali Iblis berusaha untuk melemahkan Yesus dengan harapan Dia gagal menggenapi rencana Bapa dalam hidupNya, agar Dia berbalik dari jalan yang sudah ditentukan oleh BapaNya. Tiga kali pula Yesus membalas serangan Iblis itu dengan memperkatakan firman Tuhan, “Ada tertulis…” Dan akhirnya Yesus menang!_

_*Firman itu hidup dan berkuasa karena itu adalah perkataan Allah sendiri! Kuasa itu semakin nyata bila kita memperkatakan firman itu dengan iman. Namun, mengapa kita sebagai orang Kristen malas membaca Alkitab?*_

*Sebesar apa pun pencobaan yang menyerang kita, sepatah kata dari firman Tuhan yang kita ucapkan dengan iman akan sanggup mengalahkannya.*