Derita Keluarga Alexander Fauwawan Korban Kekejaman KKB, Mengungsi di Kontrakan Kecil — poskota.net
instagram youtube
logo

Derita Keluarga Alexander Fauwawan Korban Kekejaman KKB, Mengungsi di Kontrakan Kecil

Rabu, 8 Maret 2023 - 13:15 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

PAPUA, POSKOTA.net – Lima dari tujuh anak Alexander Fauwawan korban kekejaman KKB pimpinan Egianus Kogoya di Nduga, kini harus mengungsi dan tinggal di sebuah kontrakan kecil di Timika, Provinsi Papua Tengah.

Sementara istri Alexander yakni Listria harus kembali ke Distrik Kenyam, Kabupaten Nduga, Provinsi Papua Pegunungan, untuk meneruskan usaha kayu almarhum. Kakak Alexander yakni Yuliana Fauwawan masih merasa sesak di dada, kecewa dengan yang terjadi pada adiknya dibunuh secara kejam ditembak kemudian digorok oleh Egianus dan kawan-kawan KKB.

Yuliana mengatakan, Alexander merintis usaha kayu dan berkembang di Nduga sejak 2012. Bahkan Alex sudah menganggap penduduk setempat seperti keluarga. “Masyarakat tahu dia (Alexander) bukan orang baru, dia membantu bangun rumah, bangun gereja tidak pakai biaya dia hasil tangan. Banyak di Nduga paling sayang dia sekali. Bahkan mereka keluar-masuk untuk makan di rumah adik saya. Mereka (KKB) bukan manusia tidak berprikemanusiaan, mohon maaf mereka binatang,” kesalnya.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Ia menceritakan peristiwa yang tidak dapat dilupakan, pada 16 Juli 2022 lalu, adiknya pagi hari mau membeli rokok. Padahal ketika itu sudah mendapatkan kabar ada penembakan yang menyebabkan tiga orang tewas. Namun, adiknya tidak merasa khawatir karena sudah saling mengenal satu sama lain.

Kejadian penembakan adiknya hanya berjarak 200 meter dari rumah almarhum. Ketika Alexander mengurunkan niat untuk melihat peristiwa kabar penembakan dan hendak balik, korban ditembak dan langsung jatuh dari motor. Ketika itu, anggota KKB langsung menggorok leher almarhum.

“Percuma kota yang kita tinggal masih panas-panas seperti itu, masyarakat asli setempat sendiri juga takut dengan mereka (KKB), karena mereka juga bisa jadi korban. Keluarga terlalu sakit, penyesalan kita boleh kalau tidak kenal, keluar masuk makan apa kesalahan dia (Alex) di Nduga,” kesalnya.

Yuliana mengaku keluarga besar Fauwawan berdarah Maluku masih berduka. Apalagi melihat keponakannya Tita (19) dan Yuli (16) harus mengurus ketiga adiknya yang masih kecil di sebuah rumah kontrakan. Sementara adik iparnya harus kembali ke Nduga untuk meneruskan usaha Alexander agar keponakan-keponakan saya bisa bertahan hidup.

“Saya paling sayang sama saya punya keponakan, tapi saya juga punya tanggung jawab keluarga. Kini mereka tinggal di sebuah kontrakan, kasihan mereka,” ucapnya.

Ia juga mengaku kecewa dengan bupati Nduga. Pasalnya, ketika jenazah di makamkan di Timika, berjanji akan memperhatikan keluarga adiknya. “Di depan peti jenazah adik saya, bupati berjanji untuk memperhatikan keluarga adik saya. Tapi sampai sekarang tidak ada respon, kami tidak menginginkan uang, tapi apa yang ia janjikan di depan jenazah adik saya,” kesalnya.

Sementara Tita dan Yuli mengaku masih mengingat peristiwa pembantaian yang dilakukan KKB kepada warga pendatang. Mereka bersembunyi tidak berani keluar rumah dan khawatir dengan keberadaan ayahnya yang saat itu pergi mencari ke luar rumah. “Dapat kabar dari om, papah ditembak. Lalu kami sekeluarga ke puskesmas. Ternyata saat itu papah sudah tidak ada (meninggal),” kata Tita.

Keduanya mengaku masih merasa sedih dan merindukan sang ayah. “Kangen papah,” ungkap Yuli yang tidak bisa membendung air mata yang keluar.

Keduanya juga sangat khawatir dengan ibunya yang kembali ke Nduga. Sudah berbulan-bulan mereka tidak bertemu. Untuk mengobati kerinduan, hanya dengan telepon, karena mereka masih trauma untuk kembali ke Nduga berkumpul bersama-sama.

Untuk diketahui Alexander adalah satu dari 10 korban yang meninggal dunia akibat serangan KKB di Nduga pada Sabtu (16/7/2022).(@ps)

Berita Terkait

Masyarakat Sampaikan Terima Kasih kepada Polres Aceh Barat atas Pengembalian Sepeda Motor Hasil Ungkap Kasus Curanmor
FKUB Kab.Tangerang Gelar Kegiatan Pembinaan dan Sosialisasi PMB No 9 dan 8 Tahun 2006
Persatuan PWI Banten Kembali Kokoh, Dualisme di Tangerang & Pandeglang Selesai
Komisioner KPU Kota Tangerang Tercatat Jadi Ketua MPI KNPI, Aktivis Mahasiswa Desak DKPP Turun Tangan
Bank Banten Siap Dukung HPN 2026, Perkuat Sinergi dengan PWI Banten
Resmi Dilantik Turidi Susanto Menjadi Ketua Porserosi Kota Tangerang Akan Memperioritaskan Bibit Sepatu Roda
Turiman Dukung Wacana Pemerintah Pusat, Mapel Bahasa Inggris Menu Wajib Siswa SD
Dr.Philip S Buulolo,S.H,.M.A,.CDS Pimpin Kembali Ketua PD.Pewarna Banten Periode 2025-2030 
Berita ini 3 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 12 November 2025 - 15:35 WIB

Silaturahmi Hangat, PC PEWARNA Kabupaten Tangerang Diterima Anggota DPRD Banten Michael Eka Sugiharto

Selasa, 11 November 2025 - 12:54 WIB

Steven Jansen Sinaga Resmi Pimpin GAMKI Tangsel, Siap Bersinergi dengan Pemerintah Daerah

Jumat, 31 Oktober 2025 - 18:55 WIB

GNB Banten Dukung Langkah Kapolri dalam Pemusnahan 214 Ton Narkoba: Upaya Nyata Selamatkan 629 Juta Jiwa

Rabu, 29 Oktober 2025 - 07:41 WIB

WW Tangerang Dan Forkompinda Dan Pemuda Muhammadiyah Sukses Gelar Refleksi Sumpah Pemuda

Selasa, 28 Oktober 2025 - 15:56 WIB

Dirut Terpilih Perumda Pasar Jalin Silaturahmi dengan Tokoh dan Pedagang Pasar Anyar

Selasa, 28 Oktober 2025 - 13:25 WIB

Media Center Sukadiri Gelar Seminar Pendidikan, Wujudkan Sinergi Guru dan Orang Tua dalam Pengawasan Anak

Senin, 27 Oktober 2025 - 07:30 WIB

Capaian Pajak Meningkat, Kab Bogor Apresiasi Dengan Bebaskan PBB P2, Simak Penjelasannya 

Selasa, 21 Oktober 2025 - 22:10 WIB

Tangkis Informasi Sesat, BPN Depok Paparkan Program Kerja Melalui Medsos

Berita Terbaru