Laporan: ALi Hermawan
Poskota.Net
CILEGON| – Pemerintah Kota Cilegon bersama PT Indonesia Power menggelar Grand Launching Bahan Bakar Jumputan Padat (BBJP) Pilot Plant Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPSA) Bagendung yang berlokasi di TPSA Bagendung, Rabu (01/12/2021).
Wali Kota Cilegon Helldy Agustian mengapresiasi langkah PT Indonesia Power dalam membantu memecahkan persoalan sampah di Kota Cilegon,
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Sebelumnya pengelolaan sampah di Cilegon diakui masih minim. menurutnya, Tumpukan sampah di TPSA Bagendung bertahun-tahun tak dikelola, tetapi dengan adanya kerja sama antara Pemkot Cilegon dan PT Indonesia Power, Helldy berharap tumpukan sampah ini bisa berkurang, terlebih dapat dimanfaatkan dan bernilai ekonomis dan juga mengurangi Volume sampah di Kota Cilegon, jelasnya.
 Lebih Lanjut, Helldy mengatakan, “Tadi kita sama-sama membuktikan bahwa produksi ini bisa dikirim ke Indonesia Power, tergantung kebutuhan dari Indonesia Power, tentunya ini unlimited, jadi otomatis cara pengolahannya tadi kita sudah lihat, mudah-mudahan kerja sama ini terus berkelanjutan demi mengurangi atau zero sampah di Kota Cilegon,” ujarnya.
Lebih Lanjut, Helldy mengatakan, “Tadi kita sama-sama membuktikan bahwa produksi ini bisa dikirim ke Indonesia Power, tergantung kebutuhan dari Indonesia Power, tentunya ini unlimited, jadi otomatis cara pengolahannya tadi kita sudah lihat, mudah-mudahan kerja sama ini terus berkelanjutan demi mengurangi atau zero sampah di Kota Cilegon,” ujarnya.
“Permasalahan sampah di Cilegon sudah bisa sedikit teratasi dengan terealisasinya program dari PT. Indonesia Power dan ini menjadi sebuah terobosan baru untuk mengurangi volume sampah di Kota Cilegon,” terangnya
Helldy, berkeinginan untuk mempunyai pabrik pengelolaan sampah di Kota Cilegon. kedepannya terdapat pabrik khusus dalam mengelola sampah di Kota Cilegon sehingga nantinya dapat memudahkan Indonesia Power dalam memenuhi bahan baku untuk pembangkit listrik dari sampah ini, jadi nanti Indonesia Power tinggal mengelolanya saja menjadi pembangkit listrik.
 Helldy berharap dengan terealisasinya program ini dapat menjadi motivasi untuk industri-industri lain di Kota Cilegon.
Helldy berharap dengan terealisasinya program ini dapat menjadi motivasi untuk industri-industri lain di Kota Cilegon.
“Harapan kami dengan terelisasinya program ini dapat menjadi motivasi untuk industri-industri di Kota Cilegon dalam memanfaatkan sampah menjadi sebuah projek yang bermanfaat dan unlimited,”jelasnya.
“Sementara Direktur PT. Indonesia Power, Ahsin Sidqi mengatakan, “Sampah di Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPSA) Bagendung, Cilegon mulai digunakan sebagai energi listrik, Sampah itu dikelola untuk dikirim ke Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya,” kata Ahsin Sidqi.
Lebih lanjut, Jadi di dalam aturan ESDM ini, kalau Suralaya PLTU itu yang menggunakan batu bara, menggunakan biomassa dari sampah atau kayu itu tidak termasuk fosil, dia diperhitungkan sebagai EBT (energi baru terbarukan).
Karbon yang dihasilkan tidak dihitung sebagai carbon credit, jadi ini sangat menguntungkan bagi kami dengan mesin yang ada. Kita bisa membuat EBT untuk membantu Pak Presiden pada 2025, 23 persen (EBT).
Ia menjelaskan Kategori sampah yang dapat menemani batu bara untuk menjadi bahan bakar penghasil listrik ini terlebih dahulu dipisahkan dari kandungan logam, besi, dan sejenisnya. Setelah dipilah, sampah dikeringkan untuk masuk proses penggilingan hingga menjadi bahan bakar jumputan padat melalui dua penggilingan.
Menurut, Direktur PT.indonesia Power, PLTU Suralaya butuh 400 ton biomassa per hari, yang dihasilkan dari sampah maupun kayu. Sekitar 400 ton bahan campuran itu akan dicampurkan dengan batu bara sebagai bahan bakar utama penghasil listrik.
“Ini perlu kontinuitas karena untuk Suralaya saja kita membutuhkan 12 juta ton batu bara,” Saya kira satu hari minimal 400 ton kita butuh ini, satu hari 400 ton kita butuh semacam ini. Sekarang kan masih sedikit, tapi kita tingkatkan skalanya sehingga nanti kolaborasi yang saling menguntungkan, kotanya bersih, energinya hijau, kemudian masyarakat sejahtera dan sehat,” terangnya.
“Campuran bahan bakar dari sampah ini diklaim bisa mengurangi CO2 dan tak terjadi efek rumah kaca dari hasil pembakaran,” pungkasnya.
Red: Jun/Erwin

 
					





 
						 
						 
						 
						