Tangerang,Poskota.Net – Mafindo diciptakan untuk membantu meredam laju infodemik yang ramai beredar. Tular Nalar – Mafindo dilengkapi dengan berbagai materi mengenai cara berpikir kritis yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan nyata.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Kegiatan Tular Nalar – Mafindo Sekolah Kebangsaan dilaksanakan Jum’at, 22 November 2024 bertempat di Aula SMK Strada Daan Mogot dan dihadiri oleh sekitar 188 siswa siswi. Tular Nalar Sekolah Kebangsaan dilaksanakan oleh Pemuda Katolik Komisariat Cabang Kota Tangerang bekerjasama dengan SMK Strada Daan Mogot, kegiatan ini didukung oleh Love Frankie dan Google.org.
Ardo selaku PIC Program Sekolah Kebangsaan ini menyebutkan bahwa Pemuda Katolik berkomitmen untuk menjalankan program dengan mendalam dan informatif bagi peserta dalam kolaborasinya bersama Tular Nalar – Mafindo. “Sebagai mitra Tular Nalar, kami Pemuda Katolik Komcab Kota Tangerang berkomitmen untuk memberikan pendampingan yang mendalam dan bermanfaat bagi generasi muda dalam rangka mencegah potensi persebaran hoaks, terutama menjelang Pilkada di Wilayah Kota Tangerang Tahun 2024 yang akan dilaksanakan pada 27 November 2024.”
Peserta juga diajak untuk memahami peta empati, teknik manipulasi, dan cara menjadi pemilih pemula yang tangguh terhadap hoaks Pilkada. Kegiatan mencakup praktik penginderaan hoaks di periode Pilkada, mengenali konten yang bisa dikacaukan dengan metode 3 KACAU IDE, yaitu KACAU ISI, KACAU DIRI, dan KACAU EMOSI. Dalam proses pembelajaran, para peserta membentuk kelompok dan dalam satu kelompok ada satu orang Fasilitator yang akan memberikan materi. Pelatihan ini dikemas dengan diskusi dan keseruan games.
Ardo yang juga menjabat Ketua Pemuda Katolik komisariat Cabang Kota Tangerang menambahkan kegiatan ini bertujuan memberikan pemahaman kepada Generasi Z dalam membentengi diri terhadap berita hoax, serta bagaimana Generasi Z menjadi generasi anti Hoax dan anti fitnah. Dalam kegiatan ini peserta diharapkan mampu memahami tentang demokrasi, pemilu, dan sanksi sehingga mereka mendapatkan imun atau kekebalan dalam menerima informasi dan bijak serta bertanggung jawab saat menjadi pemilih, maupun menyebarkan informasi. Dengan demikian peserta dapat mengantisipasi berbagai ancaman hoaks dan disinformasi dengan edukasi penginderaan hoaks.( Firnus )

 
					





 
						 
						 
						 
						