Penulis : Yoannes Bowo Prasetiyanto, S.Pd
TANGERANG,poskota.net —- Dentuman musik pengiring barongsai menggema di lapangan basket SMP Tarakanita Citra Raya, mengiringi gerakan lincah dua singa berwarna kuning dan merah yang memukau ratusan pasang mata.
Para peserta didik, mengenakan pakaian bernuansa merah menyala, berdesakan di barisan depan, tak sabar ingin menyaksikan lebih dekat. Senyum ceria dan tawa renyah mereka menjadi saksi hidup bahwa tradisi Imlek tetap hidup di tengah arus globalisasi.
Di era modern yang serba cepat ini, ketika gawai dan budaya populer mendominasi keseharian generasi muda,
ADVERTISEMENT
![ads](https://nomina.pojoksoft.org/wp-content/uploads/2023/12/230220-alfagift-3-480x600-1.webp)
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sekolah Tarakanita Blok Citra Raya membuktikan bahwa menjaga tradisi tetap relevan. Dengan tema “Harmoni Keberagaman di Tahun Ular Membangkitkan Jiwa dan Semangat,” perayaan Tahun Baru Imlek 2025 bukan sekadar seremonial, melainkan cermin bagaimana pendidikan berperan sebagai benteng pelestarian budaya.
“Perayaan ini bukan hanya untuk bersenang-senang, tetapi juga untuk mengajarkan nilai-nilai kebhinnekaan. Kami ingin anak-anak memahami bahwa keberagaman adalah kekuatan,” ujar Christiana Trisna Wati, M.Pd., Kepala SD Tarakanita Citra Raya dalam sambutannya.
Kegiatan dimulai dengan doa pembuka dalam bahasa Mandarin, dilanjutkan dengan penampilan siswa dari berbagai jenjang. Mulai dari gerak dan lagu lincah anak TK, nyanyian merdu dalam bahasa Mandarin dari siswa SD, hingga tarian kipas elegan dari siswa SMP dan SMA. Puncaknya, pertunjukan barongsai dan naga menjadi magnet utama, disambut sorak-sorai penuh antusiasme.
Tak hanya hiburan, berbagai lomba kreatif seperti menghias amplop Imlek, membuat mozaik, mading bertema Imlek, hingga lomba lampion menjadi wadah bagi siswa untuk mengeksplorasi seni budaya. Kegiatan ini mendorong mereka memahami makna di balik simbol-simbol tradisional, sekaligus mengasah kreativitas di tengah lingkungan yang menghargai perbedaan.
Di tengah derasnya arus modernisasi, perayaan seperti ini menjadi ruang refleksi. Sekolah bukan hanya tempat belajar akademis, tetapi juga laboratorium nilai-nilai budaya. Tradisi yang diwariskan bukan sekadar ritual tahunan, melainkan bagian dari pembentukan karakter dan identitas generasi muda.
Melalui kegiatan ini, Sekolah Tarakanita Blok Citra Raya menegaskan bahwa harmoni keberagaman bukan hanya slogan, melainkan napas yang menghidupi setiap langkah pendidikan mereka. Sebuah pengingat bahwa di tengah perubahan zaman, akar budaya tetap kokoh jika dirawat dengan cinta dan kebersamaan